RSS

Pengalaman ISD sebagai MKDU



Manfaat Sosialisasi dan Berjejaring
Dalam bersosialisasi, tiap orang punya cara sendiri. Hal itu lagi-lagi tergantung pada kepribadian masing-masing orang. Kepribadian yang ekstrovert (terbuka) jelas lebih mudah bersosialisasi ketimbang yang introvert (tertutup). Akan tetapi kalau melihat tipe kepribadian KSMP atau DISC, maka yang sanguin atau influence tampaknya bakal lebih mudah menjalin hubungan dengan lebih banyak orang.

Di sini juga terletak apa yang dinamakan defence mechanism. Secara teoretis, dalam psikologi pengertiannya adalah suatu sistem mekanisme yang bekerja ketika ”aku” atau ”ego” terserang. Batasan terserang inilah yang membuat munculnya apa yang disebut ”ranah privat”. Dalam ”ranah privat”, individu menyimpan rapat-rapat apa pun yang ada di dalamnya dan tidak boleh seorang lain pun tahu tanpa seizinnya.

Nah, saat bersosialisasi, tentu kita akan membuka diri kepada orang lain untuk masuk ke dalam ranah privat kita. Karena selain memperkenalkan diri, tentunya kita akan memberikan cara bagi orang yang menjadi lawan bicara untuk dapat mengontak kita di kemudian hari. Makin sempit ranah privat seseorang, makin aman dia dalam kehidupannya. Artinya, ia tidak memiliki ”rahasia hidup” yang harus disembunyikannya sedemikian rupa.

Orang yang mudah bersosialisasi juga berarti pribadi yang berpikiran terbuka (open mind), memiliki rasa toleransi tinggi sehingga sanggup menerima perbedaan, dan tentunya mudah menerima hal baru. Dengan demikian, ia akan dapat dengan ringan menjalin hubungan baru karena dalam hidupnya segala sesuatu ’baik-baik saja’.

Harus diingat, ’baik-baik saja’ bukan berarti ’tidak ada masalah’, namun yang bersangkutan mampu menanganinya dengan baik. Secara internal, kejiwaannya sehat sehingga defense mechanism-nya bekerja minimal. Memang, tidak ada hidup yang sempurna. Semua pasti punya masalah pribadi. Namun bagi yang berpribadi kuat dan berjiwa sehat, masalah pribadi itu tidak sampai mengemuka ke ranah publik.

Artinya, ia tidak perlu membawa-bawa masalah di rumah ke kantor misalnya. Ini tentu akan berimbas pada sifat profesional yang antara lain terwujud dengan sikap menghargai orang lain. Namun di atas itu semua, ia justru lebih menghargai diri sendiri dengan proporsi sepantasnya. Karena bila berlebihan maka ia lantas jatuh lagi pada penyakit kejiwaan lain yaitu narcissisme.

Manfaat bersosialisasi tentu banyak, karena bagaimanapun kita sebagai manusia memang membutuhkan orang lain. Akan tetapi, kerap kali dalam hidup kita dapati orang-orang yang tidak mau bersosialisasi. Mereka seolah tidak membutuhkan orang lain. Padahal, sebenarnya itu mereka lakukan karena takut masalah pribadi mereka yang disimpan rapat di ranah privatnya terekspos ke ranah publik.

Di sini kita sering lupa, bahwa kita sendiri sebenarnya berhak menentukan sampai seberapa jauh orang lain dapat masuk ke ranah privat kita, tanpa harus menghindarinya sama sekali. Karena bila kita menolak sama sekali orang lain masuk, maka kita menjadi makhluk asosial yang aneh. Dengan pengertian itu, maka seharusnya kita tahu bahwa orang lain yang terhubung ke kita memiliki tingkatan. Ada yang kita anggap bak saudara sendiri, sahabat, karib, teman dekat, teman kantor, teman organisasi, teman bisnis, teman biasa, teman masa sekolah, pacar, pasangan hidup, temannya teman, atau sekedar pernah ketemu. Bahkan di era web 2.0 itu muncul lagi istilah teman virtual atau teman di dunia maya. Ada teman chatting, teman Friendster atau teman FaceBook. Bisa juga ada kategori teman tapi mesra, hehehe.

Itu semua sebetulnya cuma menunjukkan kalau kita sejatinya bisa punya banyak kategori teman. Tapi mereka yang asosial rupanya beranggapan hanya ada satu jenis teman dan itu berbahaya karena akan masuk ke ranah privat mereka. Padahal, bersosialisasi akan memudahkan membentuk jejaring. Dan mereka yang pandai berjejaring, bisa dipastikan lebih mudah meraih kesuksesan dalam hidup.

Teman atau jaringan yang kita punya akan menolong kita tanpa pamrih. Kalaupun ada imbalan yang diberikan, sifatnya mutualisme atau sama-sama untung. Dalam segala hal di kehidupan, makin banyak teman maka akan makin mudah seseorang mencapai kebutuhannya. Misalnya saja saat butuh tiket pesawat murah, kalau punya teman di maskapai penerbangan atau agen perjalanan tentu Anda akan dibantu mencarikannya tanpa jasa tambahan. Anda bisa mencari sendiri contoh-contoh semacam itu. Itulah antara lain manfaat bersosialisasi dan berjejaring.

Tanggapan :

Manusia sebagai makhluk sosial memang sudah seharusnya kita berinteraksi, bergaul, dan berkumpul dengan manusia lainnya. Karena ini memang sudah kodrat yang dimiliki manusia itu sendiri. Mulai dari kita lahir dan bertemu dengan orang-orang yang pertama kali kita jumpai di dunia, kita membutuhkan orang yang dapat membantu persalinan ibu kita agar ibu dan bayi yang akan lahir selamat.  Sampai ketika kita meninggal dan terakhir kali melihat orang-orang yang kita sayangi, kita sangat membutuhkan orang yang mengurusi pemakaman, untuk memandikan jenazah, mengkafani jenazah, dan lain-lain karena orang yang sudah meniggal tak akan mungkin mengurusi pemakamannnya sendiri.  Tak akan lepas dari peranan kita sebagai makhluk sosial.

Manfaat bersosialisasi dan mempunyai banyak teman memang banyak, karena bagaimanapun kita sebagai manusia memang membutuhkan orang lain. Akan sangat bagus jika kita mejadi pribadi yang mempunyai kemampuan bersosialisasi yang baik. Bukan menjadi makhluk asosial yang berpura-pura tidak membutuhkan orang lain. Karena dengan bersosialisasi akan memudahkan membentuk jejaring. Dan mereka yang pandai berjejaring, bisa dipastikan lebih mudah meraih kesuksesan dalam hidup.

Mengapa saya berkata demikian? Karena seperti yang sudah dikutip dari wacana di atas bahwa teman atau jaringan yang kita punya akan menolong kita tanpa pamrih. Kalaupun ada imbalan yang diberikan, sifatnya mutualisme atau sama-sama untung. Dalam segala hal di kehidupan, makin banyak teman maka akan makin mudah seseorang mencapai kebutuhannya. Misalnya saja saat butuh tiket pesawat murah, kalau punya teman di maskapai penerbangan atau agen perjalanan tentu Anda akan dibantu mencarikannya tanpa jasa tambahan. Anda bisa buktikan sendiri. Tapi tentunya hal ini hanya bisa dibuktikan jika teman anda itu orang baik dan bukan berniat untuk mencelakakan anda.

Karena proses sosialisasi itu sangat penting, maka Ilmu Sosial Dasar patut diberikan di berbagai jenjang pendidikan termasuk di perguruan tinggi. Di perguruan tinggi Ilmu Sosial Dasar patut dijadikan sebagai Mata Kuliah Dasar Umun (MKDU). Karena dengan adanya mata kuliah ini diharapkan para mahasiswa dapat menjadi pribadi sosial yang baik dan dapat menjadi lulusan yang baik pula.

0 komentar:

Posting Komentar

Jumat, 02 Januari 2015

Pengalaman ISD sebagai MKDU



Manfaat Sosialisasi dan Berjejaring
Dalam bersosialisasi, tiap orang punya cara sendiri. Hal itu lagi-lagi tergantung pada kepribadian masing-masing orang. Kepribadian yang ekstrovert (terbuka) jelas lebih mudah bersosialisasi ketimbang yang introvert (tertutup). Akan tetapi kalau melihat tipe kepribadian KSMP atau DISC, maka yang sanguin atau influence tampaknya bakal lebih mudah menjalin hubungan dengan lebih banyak orang.

Di sini juga terletak apa yang dinamakan defence mechanism. Secara teoretis, dalam psikologi pengertiannya adalah suatu sistem mekanisme yang bekerja ketika ”aku” atau ”ego” terserang. Batasan terserang inilah yang membuat munculnya apa yang disebut ”ranah privat”. Dalam ”ranah privat”, individu menyimpan rapat-rapat apa pun yang ada di dalamnya dan tidak boleh seorang lain pun tahu tanpa seizinnya.

Nah, saat bersosialisasi, tentu kita akan membuka diri kepada orang lain untuk masuk ke dalam ranah privat kita. Karena selain memperkenalkan diri, tentunya kita akan memberikan cara bagi orang yang menjadi lawan bicara untuk dapat mengontak kita di kemudian hari. Makin sempit ranah privat seseorang, makin aman dia dalam kehidupannya. Artinya, ia tidak memiliki ”rahasia hidup” yang harus disembunyikannya sedemikian rupa.

Orang yang mudah bersosialisasi juga berarti pribadi yang berpikiran terbuka (open mind), memiliki rasa toleransi tinggi sehingga sanggup menerima perbedaan, dan tentunya mudah menerima hal baru. Dengan demikian, ia akan dapat dengan ringan menjalin hubungan baru karena dalam hidupnya segala sesuatu ’baik-baik saja’.

Harus diingat, ’baik-baik saja’ bukan berarti ’tidak ada masalah’, namun yang bersangkutan mampu menanganinya dengan baik. Secara internal, kejiwaannya sehat sehingga defense mechanism-nya bekerja minimal. Memang, tidak ada hidup yang sempurna. Semua pasti punya masalah pribadi. Namun bagi yang berpribadi kuat dan berjiwa sehat, masalah pribadi itu tidak sampai mengemuka ke ranah publik.

Artinya, ia tidak perlu membawa-bawa masalah di rumah ke kantor misalnya. Ini tentu akan berimbas pada sifat profesional yang antara lain terwujud dengan sikap menghargai orang lain. Namun di atas itu semua, ia justru lebih menghargai diri sendiri dengan proporsi sepantasnya. Karena bila berlebihan maka ia lantas jatuh lagi pada penyakit kejiwaan lain yaitu narcissisme.

Manfaat bersosialisasi tentu banyak, karena bagaimanapun kita sebagai manusia memang membutuhkan orang lain. Akan tetapi, kerap kali dalam hidup kita dapati orang-orang yang tidak mau bersosialisasi. Mereka seolah tidak membutuhkan orang lain. Padahal, sebenarnya itu mereka lakukan karena takut masalah pribadi mereka yang disimpan rapat di ranah privatnya terekspos ke ranah publik.

Di sini kita sering lupa, bahwa kita sendiri sebenarnya berhak menentukan sampai seberapa jauh orang lain dapat masuk ke ranah privat kita, tanpa harus menghindarinya sama sekali. Karena bila kita menolak sama sekali orang lain masuk, maka kita menjadi makhluk asosial yang aneh. Dengan pengertian itu, maka seharusnya kita tahu bahwa orang lain yang terhubung ke kita memiliki tingkatan. Ada yang kita anggap bak saudara sendiri, sahabat, karib, teman dekat, teman kantor, teman organisasi, teman bisnis, teman biasa, teman masa sekolah, pacar, pasangan hidup, temannya teman, atau sekedar pernah ketemu. Bahkan di era web 2.0 itu muncul lagi istilah teman virtual atau teman di dunia maya. Ada teman chatting, teman Friendster atau teman FaceBook. Bisa juga ada kategori teman tapi mesra, hehehe.

Itu semua sebetulnya cuma menunjukkan kalau kita sejatinya bisa punya banyak kategori teman. Tapi mereka yang asosial rupanya beranggapan hanya ada satu jenis teman dan itu berbahaya karena akan masuk ke ranah privat mereka. Padahal, bersosialisasi akan memudahkan membentuk jejaring. Dan mereka yang pandai berjejaring, bisa dipastikan lebih mudah meraih kesuksesan dalam hidup.

Teman atau jaringan yang kita punya akan menolong kita tanpa pamrih. Kalaupun ada imbalan yang diberikan, sifatnya mutualisme atau sama-sama untung. Dalam segala hal di kehidupan, makin banyak teman maka akan makin mudah seseorang mencapai kebutuhannya. Misalnya saja saat butuh tiket pesawat murah, kalau punya teman di maskapai penerbangan atau agen perjalanan tentu Anda akan dibantu mencarikannya tanpa jasa tambahan. Anda bisa mencari sendiri contoh-contoh semacam itu. Itulah antara lain manfaat bersosialisasi dan berjejaring.

Tanggapan :

Manusia sebagai makhluk sosial memang sudah seharusnya kita berinteraksi, bergaul, dan berkumpul dengan manusia lainnya. Karena ini memang sudah kodrat yang dimiliki manusia itu sendiri. Mulai dari kita lahir dan bertemu dengan orang-orang yang pertama kali kita jumpai di dunia, kita membutuhkan orang yang dapat membantu persalinan ibu kita agar ibu dan bayi yang akan lahir selamat.  Sampai ketika kita meninggal dan terakhir kali melihat orang-orang yang kita sayangi, kita sangat membutuhkan orang yang mengurusi pemakaman, untuk memandikan jenazah, mengkafani jenazah, dan lain-lain karena orang yang sudah meniggal tak akan mungkin mengurusi pemakamannnya sendiri.  Tak akan lepas dari peranan kita sebagai makhluk sosial.

Manfaat bersosialisasi dan mempunyai banyak teman memang banyak, karena bagaimanapun kita sebagai manusia memang membutuhkan orang lain. Akan sangat bagus jika kita mejadi pribadi yang mempunyai kemampuan bersosialisasi yang baik. Bukan menjadi makhluk asosial yang berpura-pura tidak membutuhkan orang lain. Karena dengan bersosialisasi akan memudahkan membentuk jejaring. Dan mereka yang pandai berjejaring, bisa dipastikan lebih mudah meraih kesuksesan dalam hidup.

Mengapa saya berkata demikian? Karena seperti yang sudah dikutip dari wacana di atas bahwa teman atau jaringan yang kita punya akan menolong kita tanpa pamrih. Kalaupun ada imbalan yang diberikan, sifatnya mutualisme atau sama-sama untung. Dalam segala hal di kehidupan, makin banyak teman maka akan makin mudah seseorang mencapai kebutuhannya. Misalnya saja saat butuh tiket pesawat murah, kalau punya teman di maskapai penerbangan atau agen perjalanan tentu Anda akan dibantu mencarikannya tanpa jasa tambahan. Anda bisa buktikan sendiri. Tapi tentunya hal ini hanya bisa dibuktikan jika teman anda itu orang baik dan bukan berniat untuk mencelakakan anda.

Karena proses sosialisasi itu sangat penting, maka Ilmu Sosial Dasar patut diberikan di berbagai jenjang pendidikan termasuk di perguruan tinggi. Di perguruan tinggi Ilmu Sosial Dasar patut dijadikan sebagai Mata Kuliah Dasar Umun (MKDU). Karena dengan adanya mata kuliah ini diharapkan para mahasiswa dapat menjadi pribadi sosial yang baik dan dapat menjadi lulusan yang baik pula.

0 comments: