Konser Kolosal Angklung Digelar di
Beijing
BEIJING, KOMPAS.com--Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok (PPIT) akan
menggelar konser kolosal 10 ribu angklung di Beijing, akhir Mei 2013.
Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok
(PPIT), Bondan Gunawan di Beijing, Kamis, mengatakan konser kolosal 10 ribu
angklung ini merupakan salah satu bentuk diplomasi budaya untuk mempererat
hubungan antarmasyarakat Indonesia dan China.
"Diplomasi itu aspeknya banyak,
ada antarpemerintah, antarpelaku bisnis, dan antarmasyarakat. Diplomasi
antarmasyarakat terdiri atas bidang budaya, olahraga dan ilmu pengetahuan.
Konser kolosal angklung ini merupakan bentuk diplomasi budaya," katanya
menjelaskan.
Bondan mengatakan gagasan untuk menggelar
konser kolosal 10 ribu angklung telah dimulai sejak satu hingga dua tahun lalu.
"Konser akan digelar di
lapangan terbuka, dan dimainkan oleh 10 ribu orang yang sebagian besar adalah
pelajar, mahasiswa serta warga masyarakat China," ungkap Bondan.
Namun, ada pula yang berasal dari
masyarakat keturunan Tionghoa dari Kalimantan, Surabaya sekitar 500 orang yang
akan bergabung dalam konser kolosal 10 ribu angklung tersebut, lanjutnya.
Konser kolosal 10 ribu angklung juga
akan dicatatkan pada Guiness Book of Records. "Sebelumnya telah ada konser
kolosal 5.000 angklung yang digelar perwakilan Indonesia di Amerika Serikat
pada 2011," kata Bondan.
Direktur Saung Angklung Udjo Taufik
Hidayat mengatakan konser kolosal 10 ribu angklung ini merupakan bentuk pelestarian
alat musik bambu khas Indonesia yang telah tercatat sebagai salah satu warisan
budaya dunia "The Intangible Heritages" UNESCO.
"Syarat untuk dapat bertahan
tercatat sebagai warisan budaya UNESCO adalah warisan budaya dimaksud harus
terpelihara, terlindungi, terpromosikan dan tergenerasikan. Jika upaya itu
tidak dapat kita lakukan terus menerus, angklung bisa dicabut statusnya sebagai
warisan budaya dunia. Maka itu, kita terus berupaya agar angklung tetap
terpelihara, terlindungi, terpromosikan dan tergenerasikan ," katanya.
Dalam konser kolosal angklung di
Beijing Mei mendatang selain mengerahkan 10 ribu angklung, Saung Angklung Udjo
juga mengirimkan 40 orang untuk ikut terlibat.
"Selama konser kolosal angklung
itu, akan dilantunkan enam hingga tujuh lagu baik lagu Indonesia maupun China,
yang akrab di telinga masyarakat masing-masing kedua negara, seperti `Ayo Mama`
dari Indonesia atau `Yue Liang Dai Biao Wo De Xin` lagu dari China,"
katanya.
Taufik menambahkan, "Kami juga
akan membawakan lagu yang agak sulit seperti lagu dari Queen. Kami ingin
menunjukkan bahwa alat musik angklung mampu memainkan aransemen musik yang agak
rumit,".
Tanggapan :
Dari contoh kasus diatas dapat
dilihat bahwa kebudayaan Indonesia telah mampu mendunia. Ini membuktikan bahwa
budaya Indonesia yang beragam tidak boleh dipandang sebelah mata dan budaya
Indonesia juga mampu tampil di pentas dunia, supaya masyarakat dunia tahu
kebudayaan Indonesia yang beragam.
Kita patut berbangga akan ini.
Apalagi yang bermain alat musik angklung di konser kolosal angklung yang
digelar di Beijing, China tersebut kebanyakan adalah warga China sendiri.
Seperti juga yang terlihat pada gambar diatas tampak wisatawan asing pun
terlihat antusias memainkan alat musik tradisional ini. Ini membuktikan bahwa
alat musik ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para warga negara asing
untuk memainkannya.
Konser kolosal 10 ribu angklung ini
merupakan bentuk pelestarian alat musik bambu khas Indonesia yang telah
tercatat sebagai salah satu warisan budaya dunia "The Intangible
Heritages" UNESCO. Karena seperti yang dikatakan oleh Direktur Saung
Angklung Udjo Taufik Hidayat bahwa "Syarat untuk dapat bertahan tercatat
sebagai warisan budaya UNESCO adalah warisan budaya dimaksud harus terpelihara,
terlindungi, terpromosikan dan tergenerasikan. Jika upaya itu tidak dapat kita
lakukan terus menerus, angklung bisa dicabut statusnya sebagai warisan budaya
dunia. "
Maka dari itu, kita sebagai bangsa
Indonesia yang memiliki kekayaan budaya
ini harus terus berupaya agar budaya Indonesia termasuk angklung tetap
terpelihara, terlindungi, terpromosikan dan tergenerasikan.
0 komentar:
Posting Komentar