RSS

Pengalaman Agama dan Masyarakat



Kesadaran Umat Islam di Bandung dalam Beribadah Masih Lemah

Bandung - Hasil survey Pusat Data dan Dinamika Umat (PDDU) Yayasan Daarul Hikam menyebut, kesadaran dan kepatuhan umat Islam dalam beribadah di Kota Bandung masih lemah. Sebanyak 600 responden dari 50 kelurahan dan 30 kecamatan di Kota Bandung, baru 47 persen di antaranya yang melakukan salat wajib.
"Kami melakukan riset dengan kuisioner dan wawancara, hasilnya, untuk ibadah mahdhah (khusus), ghairu mahdhah (umum), dan muamalah hasilnya memprihatinkan," kata Direktur PPDU Daarul Hikam, Sodik Mujahid, dalam ekspos profil umat Islam Kota Bandung dan Peringatan Maulid Nabi, Kamis (24/1/2013).
Sodik menyebutkan, baru 47 persen di antara responden yang melaksanakan salat wajib, 24 persen melaksanakan salat tepat waktu, 24 persen salat di mesjid, 18 persen melaksanakan salat sunat rawatib,dan 5 persen yang solat tahajud. Sementara untuk pelaksanaan zakat, kebanyakan masyarakat masih menyalurkan dengan cara sendiri dibanding dengan melalui amil (penyalur zakat).
"Baru 22 persen yang biasa mengeluarkan zakat harta, dan 83 persennya bayar zakat fitrah. Untuk penyaluran, hanya 5 persen yang melalui BAZ dan LAZIS). Sedangkan 71 persennya langsung ke masjid, panti yatim dan pengemis," kata Sodik.
Sementara untuk puasa, baru 77 persen responden melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan, dan hanya 33 persen yang membayar utang puasa di bulan lain.
"Kemauan dan kemampuan baca Al-Quran juga memprihatinkan berdasarkan survey, baru 56 persen saja yang bisa baca, dan 26 persennya yang mengerti tajwid," ungkapnya.
Lebih lanjut Sodik mengungkapkan, selama ini di Bandung belum ada basis data untuk pelaksanaan dakwah. Diharapkan data ini bisa menjadi awal dari pembenahan dakwah di Kota Bandung.



Tanggapan :
Dari contoh kasus diatas memperlihatkan bahwa kesadaran masyarakat akan agama masih rendah. Khususnya umat muslim di Indonesia. Padahal Indonesia adalah negara dengan pemeluk Islam terbesar di dunia. Tetapi kenapa Indonesia kurang dikenal sebagai negara yang religius? Mungkin karena kurangnya pendidikan agama yang didapatkan masyarakat saat ini. Meskipun masih banyak ulama di sekitar kita. Oleh karena itu pendidikan agama sangat penting ditanamkan di hati setiap orang dari kecil. Karena pendidikan agama akan menjadi bekal kita di akhirat yang mana itu adalah tempat yang sesungguhnya kekal bagi kita.

Pengalaman IPTEK dan Kemiskinan



Warga Miskin Jakarta Bakal Punya Dokter Pribadi 


Ada terobosan lainnya yang akan dilakukan Pemerintah DKI Jakarta periode Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama ini. Selain akan meluncurkan Kartu Jakarta Sehat pada 10 November, Jokowi ingin warga miskin memiliki dokter pribadi. Sehingga penyakit yang diderita bisa segera didiagnosis dan ditangani.
Caranya dengan melibatkan mahasiswa fakultas kedokteran di beberapa universitas yang melakukan praktek kerja nyata. "Ingin sekali setiap rumah tangga miskin punya dokter pribadi," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, di Balai Kota Jakarta, Sabtu 3 November 2012.
Dengan itu, penyakit yang diderita warga miskin bisa segera diketahui. Jika penyakit yang diderita cukup parah, warga pun bisa langsung dirujuk ke rumah sakit yang terdekat.
Selain itu, kata Basuki, pihak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) membuat standar operasional prosedur (SOP) untuk rujukan agar bisa diterapkan di RSUD milik DKI maupun puskesmas. "Sehingga nantinya warga tidak menyerbu ke RSCM, tapi bisa disebar ke RSUD dan puskesmas di Jakarta," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Dien Emmawati, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan 11 universitas yang ada di Jakarta. Antara lain Universitas Indonesia, Trisakti, Atmajaya, Universitas Islam Jakarta, Yarsih, dan Tarumanegara. "Kami akan maksimalkan ko-as (ko-asisten atau asisten dokter) di fakultas kedokteran yang ada di Jakarta," ujarnya.
Menurut Dien, untuk memaksimalkan program itu dibutuhkan 500 tenaga. Sebab ada sebanyak 1,2 juta warga miskin yang harus dilayani. "Se-Jakarta butuh 500 ko-as, untuk melayani 1,2 juta jiwa warga miskin," ujar dia.

Tanggapan :
Melihat contoh kasus diatas, menurut saya ide yang dilontarkan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta saat ini yaitu pak Joko Widodo dan pak Ahok sangat baik dan bermanfaat. Karena selain warga miskin di Jakarta bisa dengan mudah dan cepat mendapatkan penanganan dan perawatan, juga sebagai ajang cari pengalaman untuk para calon dokter. Karena yang akan menjadi dokter bagi warga miskin ini adalah ko-asisten atau asisten dokter dari fakultas kedokteran yang ada di Jakarta. Saya mendukung kebijakan yang bermanfaat ini. Semoga kedepannya bisa terealisasi dengan baik.

Pengalaman Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat



Antara Minah dan Anggodo, Beda Banget!

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Sekretaris Fraksi PDI-P, Jacobus Majong Padang, mengaku miris atas terjadinya ketimpangan hukum yang kini sedang dipertontonkan oleh pemerintahan SBY-Boediono. Politisi yang kerap disapa Kobu ini berujar, kaum Marhaen—sebutan kaum proletar—kini seakan makin diproklamasikan tertindas, belum merdeka.

"Yang dipertontonkan jelas sekali, perlakuan hukum yang tidak adil. Contoh konkret nenek Minah di Banyumas, Jawa Tengah. Dia dihukum 1,5 bulan karena mencuri 3 buah kakao di kebun. Meski sudah berusaha meminta maaf, aparat tetap menegakkan hukum. Dalih, menegakkan hukum adil bagi yang melanggar hukum," kata Kobu, Sabtu (21/11).

Menurut Kobu, aparat hukum dalam kasus hukum yang dihadapi Minah berusaha menegakkan hukum seakan demi keadilan. Hal ini seakan kontras dengan apa yang terjadi, baik terhadap dugaan penyuapan yang dilakukan Anggodo Widjojo, maupun kasus skandal aliran dana Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun.

"Terkesan, aparat penegak hukum ingin menutupi adanya pencurian uang negara sebesar Rp 6,7 triliun di Bank Century. Keadilan sangat mahal di negeri ini. Kaum Marhaen memang belum merdeka. Pemerintah jangan pertontonkan ketimpangan hukum," kata Kobu lirih.

Tanggapan :
Kasus ini merupakan cerminan kata Keadilan di Indonesia,dengan hal ini sudah sungguh meggambarkan betapa budaya Diskriminasi sangat jelas terjadi di Indonesia. 
Pengadilan sebagai lembaga pelindung masyarakat sudah ternodai oleh Deskriminasi dan oknum oknum tertentu yang sudah menghilangkan hakekat kata adil itu sendiri.Sejatinya Pengadilan mampu memberikan pelayanan yang se adil adilnya kepada warga negara khususnya warga kecil seperti Nek Minah dalam kasus diatas.Dengan Uang sebagai penyebab terjadinya tindakangan Diskriminasi yang bekalakan terjadi sudah mampu mengalihkan perhatian para penegak hukum di indonesia untuk kembali pada asas Keadilan bagi semua Rakyat.

Pengalaman Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota



Sebagai contoh, bagi masyarakat perkotaan, ketika mereka ingin berlibur, pasti mereka ingin berlibur di suatu desa yang sejuk dan damai, yang jauh dari kebisingan kota yang selama ini bergulat dengannya. Begitu pula bagi masyarakat pedesaan, ketika merasa pekerjaan di desa sudah tidak mencukupi lagi, pasti mereka ingin hijrah ke kota untuk mengadu nasib yang lebih baik lagi. Di sini terjadi hubungan antara keduanya. Ketika salah seorang dari  kota pergi berlibur ke suatu desa, mereka bertemu dengan penduduk di desa tersebut. Dia bisa saja membawa salah satu dari orang desa tersebut untuk bekerja di kota karena ia melihat pekerjaan di desa sudah tidak mendukung dan masih banyak pekerjaan di kota yang menjanjikan. Di sinilah peran masyarakat kota untuk membuat lapangan pekerjaan untuk orang-orang dari desa yang hijrah ke kota. Jika semakin banyak masyarakat desa yang hijrah ke kota, maka seharusnya semakin banyak pula lapangan pekerjaan yang harus disediakan. Tapi, jika lapangan pekerjaan yang disediakan sedikit, sedangkan masyarakat desa yang hijrah ke kota semakin banyak, maka justru akan terjadi peningkatan angka pengangguran di kota.

Tanggapan :
 Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari sifat bergantung pada manusia lainnya. Seperti contoh kasus diatas yang merupakan gambaran dari hubungan masyarakat desa dengan masyarakat kota. Masyarakat perkotaan secara tidak langsung membutuhkan adanya masyarakat pedesaan, begitu pula dengan sebaliknya, masyarakat pedesaan juga membutuhkan keberadaan masyarakat perkotaan, meskipun keduanya memiliki perbedaan ciri-ciri dan aspek-aspek yang terdapat di dalam diri mereka. Keduanya memiliki aspek positif dan aspek negatif yang saling mempengaruhi keduanya dan saling berkesinambungan. Jika mereka bisa bekerja sama dengan baik maka tentunya kesenjangan sosial yang membatasi mereka dapat terkikis.

Pengalaman Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat



Tanggung Jawab Sosial Perusahaan- Bantuan Fasilitas Pertanian Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Komitmen EnergyEquity Epic Sengkang,Pty.Ltd (EEES) untuk berpartisipasi membangun dan meningkatkan derajat kehidupan masyarakat di sekitar areal operasi diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang tercakup dalam program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR).
Pada 2011,EEES menyalurkan dana CSR senilai Rp2.380.956.900 yang terbagi dalam enam bidang kegiatan, yakni ekonomi,kesehatan,pendidikan, lingkungan hidup,fasilitas umum dan fasilitas sosial, serta bantuan permodalan. Enam bidang kegiatan tersebut diselenggarakan di sekitar lapangan gas Kampung Baru,Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo,SulawesiSelatan, yang menjadi wilayah operasi EEES. Dari enam bidang kegiatan yang diselenggarakan,pemberian fasilitas pertanian di sektor ekonomi dan bantuan permodalan untuk usaha kecil menengah melalui koperasi simpan pinjam (KSP) dipandang palingcepatmenunjukkanhasil nyata bagi masyarakat. Untuk pemberian fasilitas pertanian,EEES mengalokasikan dana Rp309.105.000 yang diwujudkan dalam bentuk bantuan satu unit traktor tangan (hand tractor) di Desa Mamminasae, satu unit mesin perontok padi,satu unit pompa air 3,5 inc,satu unit mesin rumput, satu unit traktor tangan, dan satu unit mesin perontok jagung di Desa Arajang, dan satu unit mesin pompa air 6 inchi serta 50 batang pipa paralon 6 inchi di Kelurahan Gilireng, Kecamatan Gilireng.  Selain fasilitas pertanian, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar, EEES juga menyerahkan bantuan 24 ekor sapi ditambah dengan tenaga pendamping (dokter hewan) untuk Desa Poleonro dan Desa Alausalo,Kecamatan Gilireng serta di Kelurahan Macanang, Kecamatan Majauleng. Adapun untuk membantu modal pada pengusaha kecil dan menengah, EEES menggulirkan bantuan permodalan kepada KSP Sejahterah plus pendampingan dari Kecamatan Gilireng. Berbagai program bantuan ini direspons sangat positif oleh masyarakat.

”Bantuan fasilitas pertanian terutama pompanisasi sangat bermanfaat bagi kami, para petani. Dengan bantuan itu, alhamdulillah panen dalam beberapa musim tanam dapat meningkat,” kata Ketua Kelompok Tani Lakalibue Binaan EEES, Pandu, yang mendapatkan bantuan pompanisasi dari program CSR. Pengelola Kelompok Simpan Pinjam Sejahterah, Andi Bunga Majang mengakui bantuan permodalan di KSP Sejahterah yang juga merupakan binaan EEES berperan besar meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Dengan bantuan permodalan tersebut,para anggota dapat menggerakkan usaha rumahan di Kecamatan Gilireng.

”Para anggota sangat terbantu dengan adanya dana pinjaman tersebut. Betapa tidak, dibandingkan dengan KSP swasta lainnya, bunga untuk KSP Sejahterah sangat rendah dan dapat dijangkau oleh kalangan menengah ke bawah,” kata Andi. Hal senada diungkapkan anggota KSP Sejahterah, Hali. Dia mengatakan, bantuan permodalan dari EEES yang disalurkan melalui KSP terhitung cukup ringan.”Saya ambil modalRp2jutauntukjangkawaktu 10 bulan. Setiap bulannya saya hanya membayar angsuran Rp225.000. Ini sangat membantu karena di koperasi lain kena bunga tinggi,”katanya.

Di bidang kesehatan, EEES berkomitmen mendorong peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberian biaya operasional untuk lima posyandu di Kelurahan Gilireng, pemberian insentif kader posyandu, bantuan makanan tambahan untuk balita Berat Badan Bawah Garis Merah dari keluarga kurang mampu, dan pengadaan jamban keluarga dengan bekerja sama dengan dinas kesehatan Kabupaten Wajo.Nilai total dana yang dikucurkan untuk bidang ini mencapai Rp202.843.700. Untuk bidang fasilitas umum dan fasilitas sosial,EEES terfokus pada masyarakat di Kelurahan Gilireng dan masyarakat di lokasi jalur pipa/ sumur gas.

Kegiatan yang diselenggarakan meliputi pemberian bantuan renovasi masjid, pengadaan air bersih untuk masjid,kantor,dan masyarakat luas,bantuan perbaikan sumur air bersih di Macanang, Kecamatan Majauleng, serta pengadaan lampu jalan di 55 titik Kecamatan Gilireng dan tujuh titik di Kelurahan Macanang. EEES juga memberi perhatian kepada wilayah terpencil, yakni Dusun Loae,Desa Mamminasae dengan mewujudkan listrik tenaga surya. Nilai total dana yang dikucurkan untuk bidang ini mencapai Rp820.019.750.

Sementara di bidang pendidikan, EEES merealisasikan dana CSR sebesar Rp393.187.950 yang direalisasikan dalam bentuk pemberian beasiswa teladan dan prestasi, beasiswa juara kelas, beasiswa kurang mampu,workshopuntuk kepala sekolah SD-SMK dan pengawas se-Kecamatan Gilireng. Dilaksanakan juga program magang untuk siswa SMK, perguruan tinggi dan instansi pendidikan lainnya. Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Gilireng Anas A Tjukke mengatakan, banyak manfaat diperoleh dari program CSR EEES, di antaranya membantu orang tua siswa yang kurang mampu dan menekan angka putus sekolah (drop out/DO).

”Adanya dana bantuan dari EEES membuat siswa terbantu menanggung biaya sekolahnya. Siswa juga semakin termotivasi utuk belajar karena ada program beasiswa,” kata Anas. Kendati demikian, dia berharap ke depannya program CSR EEES juga menyentuh perbaikan nasib guru. ”Kami berharap insentif tidak sekadar untuk siswa, melainkan juga guru,” katanya. Tidak ketinggalan, EEES juga menunjukkan komitmennya di bidang lingkungan hidup dengan menyerahkan bantuan 5.000 bibit mahoni dan 1.000 bibit mangga di Desa Paselloreng.

Nilai total realisasi bantuan ini mencapai Rp24.750.000. Di luar itu, EEES juga menggelar kegiatan kehumasan berupa sponsorship untuk kegiatan-kegiatan yang diadakan stakeholders, pemuda atau mahasiswa, pelatihan wartawan , training stakeholders (pemerintah kecamatan dan desa), dan donasi bencana alam dengan total realisasi program kehumasan Rp630.956.900. Admin Supervisor EEES Andi Gustina mengatakan,program CSR disusun secara partisipatif dengan melibatkan stakeholders.

Penyusunan program yang dilakukan setiap setengah tahun ini, para stakeholders bisa memberikan usulan yang nantinya akan diseleksi lagi dengan melihat skala prioritas mulai tingkat desa, kecamatan, sampai kabupaten. Program-program yang telah dilaksanakan dan akan dilaksanakan pada tahun-tahun mendatang diawali dengan kegiatan Studi Pemetaan Sosial di wilayah binaan EEES, yaitu di Kecamatan Gilireng, di mana telah berhasil disusun masterplan rencana strategi program CSR 2011-2015.

Andi Gustina menjelaskan, studi pemetaan ini dilakukan oleh Institut Pengembangan Masyarakat (IPM) Universitas Nasional Jakarta pada 2010. ”Proses penyusunan program juga berdasarkan penggalian gagasan yang dilakukan ke desa-desa untuk mendapatkan usulan-usulan program yang yang dibutuhkan oleh masyarakat.Kegiatan ini kami lakukan bersama Pemerintah Kecamatan Gilireng. Usulan program ini lantas kami koordinasikan dengan Pemerintah Kabupaten Wajo,dalam hal ini instansi terkait guna menyelaraskan program pemerintah daerah agar tidak tumpang tindih,” paparnya.

Andi Gustina menegaskan, tujuan program CSR harus sejalan dengan program pemerintah. Khusus untuk ekonomi pertanian sengaja di prioritaskan untuk menyejahterahkan masyarakat karena potensi Kecamatan Gilireng di bidang pertanian.”Kami harapkan dengan kegiatan CSR ini bisa membantu peningkatan ekonomi masyarakat,” pungkasnya


Tanggapan :
Dari contoh kasus diatas, dapat dilihat bahwa pihak EEES, sangat membantu pekonomian masyarakat bawah. Komitmen EnergyEquity Epic Sengkang,Pty.Ltd (EEES) untuk berpartisipasi membangun dan meningkatkan derajat kehidupan masyarakat di sekitar areal operasi diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang tercakup dalam program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR).
Pada 2011,EEES menyalurkan dana CSR senilai Rp2.380.956.900 yang terbagi dalam enam bidang kegiatan, yakni ekonomi,kesehatan,pendidikan, lingkungan hidup,fasilitas umum dan fasilitas sosial, serta bantuan permodalan. Enam bidang kegiatan tersebut diselenggarakan di sekitar lapangan gas Kampung Baru,Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo,SulawesiSelatan, yang menjadi wilayah operasi EEES.
Kegiatan meningkatkan taraf hidup masyarakat ini patut ditiru oleh pemerintah. Karena cara dianggap sangat efektif. Contohnya saja, bantuan permodalan dari EEES yang disalurkan melalui KSP terhitung cukup ringan dengan bunga yang tidak terlalu besar. Jadi, dapat membantu perekonomian masyarakat.
Andi Gustina menegaskan, tujuan program CSR harus sejalan dengan program pemerintah. Khusus untuk ekonomi pertanian sengaja di prioritaskan untuk menyejahterahkan masyarakat karena potensi Kecamatan Gilireng di bidang pertanian.

Jumat, 02 Januari 2015

Pengalaman Agama dan Masyarakat



Kesadaran Umat Islam di Bandung dalam Beribadah Masih Lemah

Bandung - Hasil survey Pusat Data dan Dinamika Umat (PDDU) Yayasan Daarul Hikam menyebut, kesadaran dan kepatuhan umat Islam dalam beribadah di Kota Bandung masih lemah. Sebanyak 600 responden dari 50 kelurahan dan 30 kecamatan di Kota Bandung, baru 47 persen di antaranya yang melakukan salat wajib.
"Kami melakukan riset dengan kuisioner dan wawancara, hasilnya, untuk ibadah mahdhah (khusus), ghairu mahdhah (umum), dan muamalah hasilnya memprihatinkan," kata Direktur PPDU Daarul Hikam, Sodik Mujahid, dalam ekspos profil umat Islam Kota Bandung dan Peringatan Maulid Nabi, Kamis (24/1/2013).
Sodik menyebutkan, baru 47 persen di antara responden yang melaksanakan salat wajib, 24 persen melaksanakan salat tepat waktu, 24 persen salat di mesjid, 18 persen melaksanakan salat sunat rawatib,dan 5 persen yang solat tahajud. Sementara untuk pelaksanaan zakat, kebanyakan masyarakat masih menyalurkan dengan cara sendiri dibanding dengan melalui amil (penyalur zakat).
"Baru 22 persen yang biasa mengeluarkan zakat harta, dan 83 persennya bayar zakat fitrah. Untuk penyaluran, hanya 5 persen yang melalui BAZ dan LAZIS). Sedangkan 71 persennya langsung ke masjid, panti yatim dan pengemis," kata Sodik.
Sementara untuk puasa, baru 77 persen responden melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan, dan hanya 33 persen yang membayar utang puasa di bulan lain.
"Kemauan dan kemampuan baca Al-Quran juga memprihatinkan berdasarkan survey, baru 56 persen saja yang bisa baca, dan 26 persennya yang mengerti tajwid," ungkapnya.
Lebih lanjut Sodik mengungkapkan, selama ini di Bandung belum ada basis data untuk pelaksanaan dakwah. Diharapkan data ini bisa menjadi awal dari pembenahan dakwah di Kota Bandung.



Tanggapan :
Dari contoh kasus diatas memperlihatkan bahwa kesadaran masyarakat akan agama masih rendah. Khususnya umat muslim di Indonesia. Padahal Indonesia adalah negara dengan pemeluk Islam terbesar di dunia. Tetapi kenapa Indonesia kurang dikenal sebagai negara yang religius? Mungkin karena kurangnya pendidikan agama yang didapatkan masyarakat saat ini. Meskipun masih banyak ulama di sekitar kita. Oleh karena itu pendidikan agama sangat penting ditanamkan di hati setiap orang dari kecil. Karena pendidikan agama akan menjadi bekal kita di akhirat yang mana itu adalah tempat yang sesungguhnya kekal bagi kita.

Pengalaman IPTEK dan Kemiskinan



Warga Miskin Jakarta Bakal Punya Dokter Pribadi 


Ada terobosan lainnya yang akan dilakukan Pemerintah DKI Jakarta periode Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama ini. Selain akan meluncurkan Kartu Jakarta Sehat pada 10 November, Jokowi ingin warga miskin memiliki dokter pribadi. Sehingga penyakit yang diderita bisa segera didiagnosis dan ditangani.
Caranya dengan melibatkan mahasiswa fakultas kedokteran di beberapa universitas yang melakukan praktek kerja nyata. "Ingin sekali setiap rumah tangga miskin punya dokter pribadi," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, di Balai Kota Jakarta, Sabtu 3 November 2012.
Dengan itu, penyakit yang diderita warga miskin bisa segera diketahui. Jika penyakit yang diderita cukup parah, warga pun bisa langsung dirujuk ke rumah sakit yang terdekat.
Selain itu, kata Basuki, pihak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) membuat standar operasional prosedur (SOP) untuk rujukan agar bisa diterapkan di RSUD milik DKI maupun puskesmas. "Sehingga nantinya warga tidak menyerbu ke RSCM, tapi bisa disebar ke RSUD dan puskesmas di Jakarta," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Dien Emmawati, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan 11 universitas yang ada di Jakarta. Antara lain Universitas Indonesia, Trisakti, Atmajaya, Universitas Islam Jakarta, Yarsih, dan Tarumanegara. "Kami akan maksimalkan ko-as (ko-asisten atau asisten dokter) di fakultas kedokteran yang ada di Jakarta," ujarnya.
Menurut Dien, untuk memaksimalkan program itu dibutuhkan 500 tenaga. Sebab ada sebanyak 1,2 juta warga miskin yang harus dilayani. "Se-Jakarta butuh 500 ko-as, untuk melayani 1,2 juta jiwa warga miskin," ujar dia.

Tanggapan :
Melihat contoh kasus diatas, menurut saya ide yang dilontarkan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta saat ini yaitu pak Joko Widodo dan pak Ahok sangat baik dan bermanfaat. Karena selain warga miskin di Jakarta bisa dengan mudah dan cepat mendapatkan penanganan dan perawatan, juga sebagai ajang cari pengalaman untuk para calon dokter. Karena yang akan menjadi dokter bagi warga miskin ini adalah ko-asisten atau asisten dokter dari fakultas kedokteran yang ada di Jakarta. Saya mendukung kebijakan yang bermanfaat ini. Semoga kedepannya bisa terealisasi dengan baik.

Pengalaman Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat



Antara Minah dan Anggodo, Beda Banget!

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Sekretaris Fraksi PDI-P, Jacobus Majong Padang, mengaku miris atas terjadinya ketimpangan hukum yang kini sedang dipertontonkan oleh pemerintahan SBY-Boediono. Politisi yang kerap disapa Kobu ini berujar, kaum Marhaen—sebutan kaum proletar—kini seakan makin diproklamasikan tertindas, belum merdeka.

"Yang dipertontonkan jelas sekali, perlakuan hukum yang tidak adil. Contoh konkret nenek Minah di Banyumas, Jawa Tengah. Dia dihukum 1,5 bulan karena mencuri 3 buah kakao di kebun. Meski sudah berusaha meminta maaf, aparat tetap menegakkan hukum. Dalih, menegakkan hukum adil bagi yang melanggar hukum," kata Kobu, Sabtu (21/11).

Menurut Kobu, aparat hukum dalam kasus hukum yang dihadapi Minah berusaha menegakkan hukum seakan demi keadilan. Hal ini seakan kontras dengan apa yang terjadi, baik terhadap dugaan penyuapan yang dilakukan Anggodo Widjojo, maupun kasus skandal aliran dana Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun.

"Terkesan, aparat penegak hukum ingin menutupi adanya pencurian uang negara sebesar Rp 6,7 triliun di Bank Century. Keadilan sangat mahal di negeri ini. Kaum Marhaen memang belum merdeka. Pemerintah jangan pertontonkan ketimpangan hukum," kata Kobu lirih.

Tanggapan :
Kasus ini merupakan cerminan kata Keadilan di Indonesia,dengan hal ini sudah sungguh meggambarkan betapa budaya Diskriminasi sangat jelas terjadi di Indonesia. 
Pengadilan sebagai lembaga pelindung masyarakat sudah ternodai oleh Deskriminasi dan oknum oknum tertentu yang sudah menghilangkan hakekat kata adil itu sendiri.Sejatinya Pengadilan mampu memberikan pelayanan yang se adil adilnya kepada warga negara khususnya warga kecil seperti Nek Minah dalam kasus diatas.Dengan Uang sebagai penyebab terjadinya tindakangan Diskriminasi yang bekalakan terjadi sudah mampu mengalihkan perhatian para penegak hukum di indonesia untuk kembali pada asas Keadilan bagi semua Rakyat.

Pengalaman Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota



Sebagai contoh, bagi masyarakat perkotaan, ketika mereka ingin berlibur, pasti mereka ingin berlibur di suatu desa yang sejuk dan damai, yang jauh dari kebisingan kota yang selama ini bergulat dengannya. Begitu pula bagi masyarakat pedesaan, ketika merasa pekerjaan di desa sudah tidak mencukupi lagi, pasti mereka ingin hijrah ke kota untuk mengadu nasib yang lebih baik lagi. Di sini terjadi hubungan antara keduanya. Ketika salah seorang dari  kota pergi berlibur ke suatu desa, mereka bertemu dengan penduduk di desa tersebut. Dia bisa saja membawa salah satu dari orang desa tersebut untuk bekerja di kota karena ia melihat pekerjaan di desa sudah tidak mendukung dan masih banyak pekerjaan di kota yang menjanjikan. Di sinilah peran masyarakat kota untuk membuat lapangan pekerjaan untuk orang-orang dari desa yang hijrah ke kota. Jika semakin banyak masyarakat desa yang hijrah ke kota, maka seharusnya semakin banyak pula lapangan pekerjaan yang harus disediakan. Tapi, jika lapangan pekerjaan yang disediakan sedikit, sedangkan masyarakat desa yang hijrah ke kota semakin banyak, maka justru akan terjadi peningkatan angka pengangguran di kota.

Tanggapan :
 Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari sifat bergantung pada manusia lainnya. Seperti contoh kasus diatas yang merupakan gambaran dari hubungan masyarakat desa dengan masyarakat kota. Masyarakat perkotaan secara tidak langsung membutuhkan adanya masyarakat pedesaan, begitu pula dengan sebaliknya, masyarakat pedesaan juga membutuhkan keberadaan masyarakat perkotaan, meskipun keduanya memiliki perbedaan ciri-ciri dan aspek-aspek yang terdapat di dalam diri mereka. Keduanya memiliki aspek positif dan aspek negatif yang saling mempengaruhi keduanya dan saling berkesinambungan. Jika mereka bisa bekerja sama dengan baik maka tentunya kesenjangan sosial yang membatasi mereka dapat terkikis.

Pengalaman Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat



Tanggung Jawab Sosial Perusahaan- Bantuan Fasilitas Pertanian Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Komitmen EnergyEquity Epic Sengkang,Pty.Ltd (EEES) untuk berpartisipasi membangun dan meningkatkan derajat kehidupan masyarakat di sekitar areal operasi diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang tercakup dalam program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR).
Pada 2011,EEES menyalurkan dana CSR senilai Rp2.380.956.900 yang terbagi dalam enam bidang kegiatan, yakni ekonomi,kesehatan,pendidikan, lingkungan hidup,fasilitas umum dan fasilitas sosial, serta bantuan permodalan. Enam bidang kegiatan tersebut diselenggarakan di sekitar lapangan gas Kampung Baru,Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo,SulawesiSelatan, yang menjadi wilayah operasi EEES. Dari enam bidang kegiatan yang diselenggarakan,pemberian fasilitas pertanian di sektor ekonomi dan bantuan permodalan untuk usaha kecil menengah melalui koperasi simpan pinjam (KSP) dipandang palingcepatmenunjukkanhasil nyata bagi masyarakat. Untuk pemberian fasilitas pertanian,EEES mengalokasikan dana Rp309.105.000 yang diwujudkan dalam bentuk bantuan satu unit traktor tangan (hand tractor) di Desa Mamminasae, satu unit mesin perontok padi,satu unit pompa air 3,5 inc,satu unit mesin rumput, satu unit traktor tangan, dan satu unit mesin perontok jagung di Desa Arajang, dan satu unit mesin pompa air 6 inchi serta 50 batang pipa paralon 6 inchi di Kelurahan Gilireng, Kecamatan Gilireng.  Selain fasilitas pertanian, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar, EEES juga menyerahkan bantuan 24 ekor sapi ditambah dengan tenaga pendamping (dokter hewan) untuk Desa Poleonro dan Desa Alausalo,Kecamatan Gilireng serta di Kelurahan Macanang, Kecamatan Majauleng. Adapun untuk membantu modal pada pengusaha kecil dan menengah, EEES menggulirkan bantuan permodalan kepada KSP Sejahterah plus pendampingan dari Kecamatan Gilireng. Berbagai program bantuan ini direspons sangat positif oleh masyarakat.

”Bantuan fasilitas pertanian terutama pompanisasi sangat bermanfaat bagi kami, para petani. Dengan bantuan itu, alhamdulillah panen dalam beberapa musim tanam dapat meningkat,” kata Ketua Kelompok Tani Lakalibue Binaan EEES, Pandu, yang mendapatkan bantuan pompanisasi dari program CSR. Pengelola Kelompok Simpan Pinjam Sejahterah, Andi Bunga Majang mengakui bantuan permodalan di KSP Sejahterah yang juga merupakan binaan EEES berperan besar meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Dengan bantuan permodalan tersebut,para anggota dapat menggerakkan usaha rumahan di Kecamatan Gilireng.

”Para anggota sangat terbantu dengan adanya dana pinjaman tersebut. Betapa tidak, dibandingkan dengan KSP swasta lainnya, bunga untuk KSP Sejahterah sangat rendah dan dapat dijangkau oleh kalangan menengah ke bawah,” kata Andi. Hal senada diungkapkan anggota KSP Sejahterah, Hali. Dia mengatakan, bantuan permodalan dari EEES yang disalurkan melalui KSP terhitung cukup ringan.”Saya ambil modalRp2jutauntukjangkawaktu 10 bulan. Setiap bulannya saya hanya membayar angsuran Rp225.000. Ini sangat membantu karena di koperasi lain kena bunga tinggi,”katanya.

Di bidang kesehatan, EEES berkomitmen mendorong peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberian biaya operasional untuk lima posyandu di Kelurahan Gilireng, pemberian insentif kader posyandu, bantuan makanan tambahan untuk balita Berat Badan Bawah Garis Merah dari keluarga kurang mampu, dan pengadaan jamban keluarga dengan bekerja sama dengan dinas kesehatan Kabupaten Wajo.Nilai total dana yang dikucurkan untuk bidang ini mencapai Rp202.843.700. Untuk bidang fasilitas umum dan fasilitas sosial,EEES terfokus pada masyarakat di Kelurahan Gilireng dan masyarakat di lokasi jalur pipa/ sumur gas.

Kegiatan yang diselenggarakan meliputi pemberian bantuan renovasi masjid, pengadaan air bersih untuk masjid,kantor,dan masyarakat luas,bantuan perbaikan sumur air bersih di Macanang, Kecamatan Majauleng, serta pengadaan lampu jalan di 55 titik Kecamatan Gilireng dan tujuh titik di Kelurahan Macanang. EEES juga memberi perhatian kepada wilayah terpencil, yakni Dusun Loae,Desa Mamminasae dengan mewujudkan listrik tenaga surya. Nilai total dana yang dikucurkan untuk bidang ini mencapai Rp820.019.750.

Sementara di bidang pendidikan, EEES merealisasikan dana CSR sebesar Rp393.187.950 yang direalisasikan dalam bentuk pemberian beasiswa teladan dan prestasi, beasiswa juara kelas, beasiswa kurang mampu,workshopuntuk kepala sekolah SD-SMK dan pengawas se-Kecamatan Gilireng. Dilaksanakan juga program magang untuk siswa SMK, perguruan tinggi dan instansi pendidikan lainnya. Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Gilireng Anas A Tjukke mengatakan, banyak manfaat diperoleh dari program CSR EEES, di antaranya membantu orang tua siswa yang kurang mampu dan menekan angka putus sekolah (drop out/DO).

”Adanya dana bantuan dari EEES membuat siswa terbantu menanggung biaya sekolahnya. Siswa juga semakin termotivasi utuk belajar karena ada program beasiswa,” kata Anas. Kendati demikian, dia berharap ke depannya program CSR EEES juga menyentuh perbaikan nasib guru. ”Kami berharap insentif tidak sekadar untuk siswa, melainkan juga guru,” katanya. Tidak ketinggalan, EEES juga menunjukkan komitmennya di bidang lingkungan hidup dengan menyerahkan bantuan 5.000 bibit mahoni dan 1.000 bibit mangga di Desa Paselloreng.

Nilai total realisasi bantuan ini mencapai Rp24.750.000. Di luar itu, EEES juga menggelar kegiatan kehumasan berupa sponsorship untuk kegiatan-kegiatan yang diadakan stakeholders, pemuda atau mahasiswa, pelatihan wartawan , training stakeholders (pemerintah kecamatan dan desa), dan donasi bencana alam dengan total realisasi program kehumasan Rp630.956.900. Admin Supervisor EEES Andi Gustina mengatakan,program CSR disusun secara partisipatif dengan melibatkan stakeholders.

Penyusunan program yang dilakukan setiap setengah tahun ini, para stakeholders bisa memberikan usulan yang nantinya akan diseleksi lagi dengan melihat skala prioritas mulai tingkat desa, kecamatan, sampai kabupaten. Program-program yang telah dilaksanakan dan akan dilaksanakan pada tahun-tahun mendatang diawali dengan kegiatan Studi Pemetaan Sosial di wilayah binaan EEES, yaitu di Kecamatan Gilireng, di mana telah berhasil disusun masterplan rencana strategi program CSR 2011-2015.

Andi Gustina menjelaskan, studi pemetaan ini dilakukan oleh Institut Pengembangan Masyarakat (IPM) Universitas Nasional Jakarta pada 2010. ”Proses penyusunan program juga berdasarkan penggalian gagasan yang dilakukan ke desa-desa untuk mendapatkan usulan-usulan program yang yang dibutuhkan oleh masyarakat.Kegiatan ini kami lakukan bersama Pemerintah Kecamatan Gilireng. Usulan program ini lantas kami koordinasikan dengan Pemerintah Kabupaten Wajo,dalam hal ini instansi terkait guna menyelaraskan program pemerintah daerah agar tidak tumpang tindih,” paparnya.

Andi Gustina menegaskan, tujuan program CSR harus sejalan dengan program pemerintah. Khusus untuk ekonomi pertanian sengaja di prioritaskan untuk menyejahterahkan masyarakat karena potensi Kecamatan Gilireng di bidang pertanian.”Kami harapkan dengan kegiatan CSR ini bisa membantu peningkatan ekonomi masyarakat,” pungkasnya


Tanggapan :
Dari contoh kasus diatas, dapat dilihat bahwa pihak EEES, sangat membantu pekonomian masyarakat bawah. Komitmen EnergyEquity Epic Sengkang,Pty.Ltd (EEES) untuk berpartisipasi membangun dan meningkatkan derajat kehidupan masyarakat di sekitar areal operasi diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang tercakup dalam program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR).
Pada 2011,EEES menyalurkan dana CSR senilai Rp2.380.956.900 yang terbagi dalam enam bidang kegiatan, yakni ekonomi,kesehatan,pendidikan, lingkungan hidup,fasilitas umum dan fasilitas sosial, serta bantuan permodalan. Enam bidang kegiatan tersebut diselenggarakan di sekitar lapangan gas Kampung Baru,Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo,SulawesiSelatan, yang menjadi wilayah operasi EEES.
Kegiatan meningkatkan taraf hidup masyarakat ini patut ditiru oleh pemerintah. Karena cara dianggap sangat efektif. Contohnya saja, bantuan permodalan dari EEES yang disalurkan melalui KSP terhitung cukup ringan dengan bunga yang tidak terlalu besar. Jadi, dapat membantu perekonomian masyarakat.
Andi Gustina menegaskan, tujuan program CSR harus sejalan dengan program pemerintah. Khusus untuk ekonomi pertanian sengaja di prioritaskan untuk menyejahterahkan masyarakat karena potensi Kecamatan Gilireng di bidang pertanian.